Pelarut Dalam Ekstraksi

Posted by Yakup Label:

Ekstraksi biasanya digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari solut (A) dan diluent (B) dengan menggunakan suatu solvent (S atau C).

Faktor-faktor pemilihan solvent dalam ekstraksi :

1. Selektivitas
Keefektivan solven untuk memisahkan larutan A&B menjadi komponen-komponennya diukur dengan membandingkan A/B dalam fase yang kaya akan solvent (S) terhadap A/B dalam fase yang kaya akan B.


Selektivitas = massa fraksi A dalam E/massa fraksi B dalam E
massa fraksi A dalam R/massa fraksi B dalam R

2. Koefisien Distribusi
Perbandingan antara konsentrasi zat A yang larut dalam pelarut organik

K = CA ( air )
CA ( organik )

Makin besar harga koefisien distribusi makin sedikit pelarut yang dibutuhkan dalam ekstraksi, namun demikian harganya tidak lebih daripada 1.

3. Ketidak larutan solvent

4. Recoverability
Solvent harus diperoleh kembali untuk dipergunakan kembali sebagai pelarut & solvent recovery diusahakan dengan cara yang mudah.

5. Density
Perbedaan density diantara kedua fase liquid jenuh sangat diperlukan, makin besar perbedaan makin baik.

6. Reaktifitas kimia
Pelarut harus stabil sifat kimianya&inert terhadap komponen sistem yang akan dipisahkan.

7. Titik didih
Karena ekstrak & pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan destilasi maka titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat.

8. Kriteria lain ( murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak terbakar, tidak beracun, tidak korosif, tidak menyebabkan emulsi, memiliki viscositas yang rendah)

Beberapa pelarut yang terpenting dalam proses ekstraksi antara lain ; air, asam organik, hidrokarbon jenuh, taluent, eter, aceton, hidrokarbon yang mengandung chlor, isopropanol, dll.
Jenis pelarut yang dianggap baik untuk ekstraksi adalah :
a) Petrolium Eter (PE)
b) Benzena
c) Etanol